merdekanews.co
Selasa, 02 Juli 2024 - 18:15 WIB

Ini yang Melandasi Keyakinan BI Laju Inflasi 2024 Tetap Terkendali

Jyg - merdekanews.co
BI yakin laju inflasi tetap terkendali di sepanjang tahun ini dan tahun depan. (Foto: istimewa)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Bank Indonesia (BI) menilai laju inflasi tahunan sebesar 2,51 persen pada Juni 2024 masih terjaga. Laju inflasi diyakini akan tetap terkendali di sepanjang tahun ini dan tahun depan.

"Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali. Yaitu dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025," kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam pernyataan pers, Selasa (02/07).

Menurut Erwin, inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter. Selain itu sinergi pengendalian inflasi antara BI dan Pemerintah Pusat dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah.

Lebih jauh Erwin mengatakan, pengendalian inflasi  juga didukung oleh Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

Terkendalinya harga pangan, secara bulanan mendorong terjadi deflasi di pada Juni 2024, deflasi bulan kedua setelah  Mei 2024.

Meski tren inflasi menurun dalam beberapa bulan terakhir, Pemerintah tetap waspada dan terus memperkuat kebijakan yang antisipatif. 

Upaya antisipasi kebencanaan dan menjaga produksi pangan dalam negeri menjadi perhatian serius melihat risiko perubahan iklim

"Pemerintah juga akan meningkatkan sinergi dan koordinasi dengan Kementerian Lembaga terkait, baik di tingkat pusat maupun daerah. Sehingga tercipta bauran kebijakan yang tepat dalam merespons situasi yang mungkin terjadi," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.

Febrio mencermati trend harga pangan yang menurun karena ditopang peningkatan stok di dalam negeri dan distribusi yang memadai.

Harga beras menunjukkan tren positif, didukung program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta cadangan pangan yang kuat.

"Hal ini mendorong inflasi volatile food pada bulan Juni terus melambat menjadi 5,96 persen di bulan Juni. Pada Mei 2024 inflasi Volatile food atau harga pangan bergejolak cukup tinggi sebesar 8,14 persen," ujar Febrio.

Sementara inflasi menurun dari 1,93 persen di bulan Mei menjadi 1,90 di bulan Juni. Febrio mewaspadai penurunan inflasi inti karena mengindikasikan daya beli masyarakat. 

Sedangkan inflasi harga diatur pemerintah (administered price), pada Juni 2024 meningkat menjadi 1,68 persen dari 1,52 persen di bulan Mei.

"Kenaikan inflasi harga diatur pemerintah dipengaruhi oleh faktor musiman, yaitu peningkatan tarif angkutan udara karena musim liburan sekolah. Dinamika harga avtur juga mempengaruhi kenaikan tarif angkutan udara," kata Febrio.

(Jyg)